Minggu, 31 Maret 2013

persyaratan survey kapal


Ø PERSYARATAN SURVEY
Persyaratan survey berikut akan diberlakukan :
1.    Persyaratan minimum adalah survey yang sama dengan lingkup survey tahunan, dengan pemeriksaan mesin dan control sistim secara umum.
2.    Survey yang jatuh tempo dan kondisi kelas kapal harus dilengkapi.
3.    Untuk semua kapal antara 5 s/d 10 tahun, sejumlah ruang ballast yang ditentukan, diperiksa oleh Surveyor.
4.    Untuk semua kapal antara 10 s/d 20 tahun, sejumlah ruang muat dan ballast yang ditentukan, diperiksa oleh Surveyor.
5.    Untuk kapal yang berumur 15 tahun lebih dan mengikuti ESP (enhanced survey programme) seperti oil tankers dan bulk carriers, survey pembaruan kelas lengkap atau survey antara, termasuk pengedokan. Bila survey pengedokan tidak jatuh tempo, survey bawah air dilaksanakan sebagai pengganti
6.    Untuk semua kapal yang berumur 20 tahun lebih, survey pembaruan kelas lengkap, termasuk survey pengedokan.
Survey tambahan dan pemeriksaan gambar dipersyaratkan oleh negara bendera yang baru. Sesuai prosedur IACS, diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2003, kapal yang berumur lebih dari 15 tahun, semua survey yang jatuh tempo harus dilengkapi.
Ø  SURVEY
Waktu dan tempat yang tepat untuk survey kapal dapat ditentukan oleh pemilik. Untuk mempersiapkan survey kapal, ruang muat dan tangki-tangki harus disiapkan untuk inspeksi sebagaimana ditentukan dengan instruksi pindah kelas. Survey akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan BKI.

Ø  GAMBAR DAN INFORMASI
Sesuai dengan prosedur IACS, BKI harus sudah menerima gambar-gambar dan informasi sebelum kapal dikelaskan. Untuk membantu proses pindah kelas, pemilik dapat mengirim dokumen sebelum survey pindah kelas.

Ø  PENERBITAN SERTIFIKAT
Sertifikat klasifikasi dan statutoria sementara diterbitkan setelah survey pindah kelas selesai. Sertifikat klasifikasi dan statutoria permanen diterbitkan setelah semua proses selesai.


                                                                                                            BY TEKNIK 1A







Ø  GAMBAR YANG DISYARATKAN
Gambar dalam rangkap 3 (tiga) diserahkan ke BKI untuk diperiksa :
Lambung
1. Capacity plan (Rencana kapasitas)
2. General arrangement (Rencana umum)
3. Hydrostatic curves (Kurfa hidrostatis)
4. Scantling plans (Rencana konstruksi)
5. Midship section (Penampang tengah kapal)
6. Shell expansion (Bukaan kulit)
7. Profile and decks (Profil dan geladak)
8. Longitudinal and transverse bulkhead (Sekat memanjang dan melintang)
9. Fore and aft end structures (Konstruksi ceruk haluan dan buritan)
10. Rudder and rudder stock (Kemudi dan tongkat kemudi)
11. Hatch covers (Penutup palka)
12. Loading manual untuk kapal dengan panjang lebih dari 65 m
13. Loading instrument (bila dilengkapi) user manual and test conditions
Mesin
1. Bilge and ballast piping diagram (diagram pipa bilga dan ballast)
2. Intermediate shaft, dan thrust shaft
3. Machinery arrangements
4. Main boilers, superheaters, economisers dan steam piping
5. Main engines, propulsion gears dan clutch sistim.
6. Propeller (baling-baling)
7. Stern tube dan glands
8. Wiring diagram (diagram pengawatan).
9. Steering gear sistims
10. Piping sistim and arrangements.
11. Untuk kapal di bawah 2 (dua) tahun, perhitungan getaran torsi





BY TEKNIK 1A

Informasi tambahan untuk kapal khusus
Kapal tangki minyak, kapal tangki kimia dan kapal pengangkut muatan curah / minyak:
1.Sistem pipa muatan di dalam tangki dan diatas geladak.
2.Sistem pemompaan pada ujung – ujung depan dan belakang dan sistem pengeringan pada koferdam dan ruang pompa.
Kapal tangki kimia :
1. Salinan sertifikat kelaikan
2. Rincian kondisi dan jenis muatan yang diangkut
Kapal tangki gas / minyak :
1. Penopang tangki muatan
2. Tangki geladak dan penopangnya
3. Rincian jenis muatan yang diangkut
4. Sistim pengendalian muatan
Kapal penyeberangan dan kapal ro-ro :
1. Outer and inner bow door/ramp
2. Stern door / ramp
3. Side doors
Informasi khusus / gambar tambahan :
Ice class notation :
1. Ice strengthening
2. Main propulsion line shafting
3. Reduction gears
4. Details of any clutch sistim
Kapal yang ruang mesinnya tidak dijaga (Unattended machinery
space) :
1. Fire-alarm sistim
2. Instrument list
3. Plans for maintenance and testing
4. Test schedule



BY TEKNIK 1A

Laporan Pembuatan Engsel Dari Mesin Bubut


Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, hidayahnya, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.


Di susun oleh                 

Tehnik 1.A                     
Daftar isi

Halaman judul …………………………………….      1
Kata pengantar ………….…………………………     2
Daftar isi …………………………….…………….      3
Bab I Pendahuluan

Ø Latarbelakang  ……………….…………      4
Ø Rumusan masalah ……………..………..      6
Ø Tujuan ……………………..……………      6

Bab II Pembahasan

Ø Prinsip Kerja Mesin Bubut …….   ..      7
Ø Dimensi dan jenis-jenis Mesin Bubut  ……. 10
Ø Bagian – bagian Mesin Bubut ……….. 13
Ø Menjelaskan proses pembuatan Engsel

Bab III Penutup
Ø Kesimpulan …………………………….       18
Ø Saran …………………………………. .       1




Bab I
Pendahuluan


Ø    Latar belakang
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Ø    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mengoperasikan Mesin Bubut ?
2.      Menyebutkan jenis – jenis  Mesin Bubut ?
3.      Apakah bagian – bagian dari Mesin Bubut ?
4.      Bagaimana cara membuat Engsel dengan menggunakan Mesin Bubut ?

Ø    Tujuan
1.      Menjelaskan cara pengoperasian Mesin Bubut .
2.      Mengetahui jenis – jenis Mesin Bubut .
3.      Menjelaskan bagian – bagian dari Mesin Bubut .
4.      Menjelaskan proses pembuatan Engsel .
5.       



Bab II
Pembahasan

Ø  Prinsip kerja mesin bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Ø  Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
            Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik)

Ø  Bagian – bagian Mesin Bubut

Pada mesin bubut ada beberapa bagian dan fungsinya yang harus diketahui yaitu:
1.      Tuas pengatur kecepatan
transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran transportir dan sumbu pembawa.
2.      Pelat tabel fungsinnya sebagai pedoman untuk mengatur tuas kecepatan trasportir dan kecepatan putaran pada mesin bubut.
3.      Tuas pengubah pembalik transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur arah putaran poros mesin bubut.
4.      Kepala tetap  idalam kepala tetap terdapat roda gigi atau transmisi untuk mengatur kecepatan pada mesin bubut serta beberapa tuas yang diperlukan.
5.      tuas pengatur kecepatan sumbu utama fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran sumbu utama pada mesin bubut.
6.      sumbu utama fungsinya sebagai kedudukan CHUCK (PENJEPIT)
7.      Bad mesin pada mesin terdapat eretan serta kepala lepas dan lainnya.
8.      Eretan fungsinya untuk kedudukan dan pembawa pahat pada mesin bubut
9.      .Penjepit pahat fungsinya untuk kedudukan atau tempat penjepit pahat.
10.  Eretan atas fungsinya penggeser pahat bubut dan membuat bidang tirus.
11.  Keran pendingin fungsinya tempat menyalurkan colant
12.  kepala lepas fungsinya sebagai kedudukan chuck bor serta untuk pendukung ketika pembubutan di antara 2 senter.
13.  pengikat kepala lepas fungsinya untuk mengunci agar kedudukan kepala lepas tidak bergeser.
14.  Tuas eretan bawah fungsinya untuk menggeser eretan kesamping\memanjang.
15.  Eretan tuas,eretan tengah fungsinya menggeser eretan tengah secara melintang atau maju dan mundur.
16.  Tuas eretan atas fungsinya menggeser posisi pahat menyamping atau kesamping.
17.  Tombol ON/OFF fungsinya untuk menghidup dan mematikan mesin.
18.  Pedal rem fungsinya untuk menghentikan putaran pada mesin bubut dgn cepat
19.  Tuas penghubung otomatis fungsinya untuk mengaktifkan pergeseran eretan secara otomatis.

Ø  Menjelaskan proses pembuatan Engsel

Sebelum melakukan pembuatan Engsel terlebih dahulu kita harus mengetahui alat dan bahan apa yang harus disediakan , berikut adalah alat dan bahan yang harus disediakan , antara lain :


ü  Alat – alat yang harus disediakan , yaitu :
1.      Werpaak ( pakaian bengkel )
  
2.      Mesin Bubut
3.      Jangka Sorong
4.      Gergaji / alat pemotong


5.      Kaca Mata
6.      Helm

ü  Bahan yang harus disediakan , yaitu :
1.      Besi ( Benda Kerja )
2.      Gambar / Desain Engsel


KESELAMATAN KERJA
            1.Gunakanlah kecepatan putaran mesin yang sesuai
            2.Segara laporkan suatu kecelakaan apa saja,bagaimanpun kecilnya
            3.Pakailah pakaian kerja
            4.Janganlah memakai jam tangan,cincin dll
            5.Janganlah menyimpan alat-alat yang tajam dan sejenisnya di dalam saku pakaian kerja
            6.Jangan hidupkan mesin apabila kunci cekam masih berada pada cekam
            7.Jangan menyandarkan tubuh pada mesin
            8.Jangan hidupkan mesin untuk hal yang tak berguna
            9.Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan terburu-buru
LANGKAH KERJA
            1. Potong benda kerja menjadi 2 bagian yang satu untuk poros bertingkat dan yang satu lagi untuk poros berlobang           
            2. Bubut rata kedua permukaan poros bertingkat dan poros berlobang
           



            3. Bubut diameter poros bertingkat dan poros berlobang sesuai JOBSHEET
           
            Setelah selesai ukur diameter dengan menggunakan jangka sorong
           
            4. Bubut poros bertingkat sesuai dengan JOBSHEET
            5. Setelah selesai,kedua ujung poros bertingkat di CHAMFER sesuai dengan JOBSHEET
            6. Membuat center pada poros berlobang
            7. Membuat lobang pada poros berlobang menggunakan mesin bubut dengan cara didahului dengan mata bor 9 mm kemudian bor 15 mm
             
            8. Bubut rata permukaan poros berlobang akibat bekas pengeboran
            9. Salah satu ujung poros berlobang di CHAMFER sebagai finising proses kerja
           
            10. Simpan  peralatan yang dipakai pada box / tempat peralatan
           
            Kemudian lakukan pembersihan pada bagian-bagian mesin
           
            11. Melumasi bagian-bagian mesin bubut seperti,alas mesin,eretan dll.











Bab III
Penutup
·    Kesimpulan
§  dengan memperhatikan kesalamatan kerja dan tata kerja  pada mesin bubut membuat kita mudah untuk mengoperasikanya
§  Berdasarkan praktek yang telah saya lakukan bahwa saya sudah mulai terampil dalam membuat engsel bubut meskipun masih ada ukuran yang melenceng namun hal ini adalah suatu pengalaman yang berharga dan saya harus mengabadikannya untuk bisa menghadapi masalah yang seperti ini di masa yang akan datang.

·     Saran
§   Pada saat melakukan pembubutan jangan mengganggu rekan / teman karna dapat berakibat fatal pada kesalamatan kerja
§   Untuk alat penerangan ( lampu ) di  lab bengkel khususnya di bagian mesin bubut agar ditambah lampunya  supaya kita bisa lebih teliti dalam mengukur .